Sinopsis The Intouchables (2011), Kisah Boss dan Perawat Yang Bikin Ketawa Terus Nangis

Synopsea - Film The Intouchables adalah cerita tentang pertemanan yang nggak biasa antara dua orang yang beda banget latar belakangnya. Ceritanya berlatar di Paris, Prancis, dan diangkat dari kisah nyata. Film ini campuran komedi dan drama yang bikin hati hangat, tentang gimana kehidupan dua orang bisa saling ngubah cuma gara-gara pertemuan tak terduga.


Kita mulai dari Philippe, seorang jutawan yang lumpuh dari leher ke bawah gara-gara kecelakaan paralayang. Dia tinggal di mansion mewah, tapi hidupnya terasa kosong. Philippe butuh perawat pribadi, bukan cuma buat bantu kegiatan sehari-hari, tapi juga biar ada temen ngobrol yang nggak bikin dia bosan. Dia udah capek sama kandidat yang sok formal dan penuh basa-basi.

Masuklah Driss, cowok kulit hitam dari pinggiran Paris yang baru keluar dari penjara. Driss ini tipe orang yang apa adanya, nggak takut ngomong blak-blakan, dan sebenarnya nggak niat banget apply jadi perawat. Dia cuma ikut wawancara biar dapet tanda tangan buat klaim bantuan sosial. Tapi sikapnya yang santai dan nggak dibuat-buat justru bikin Philippe tertarik.

Awalnya, Driss kaget banget sama kerjaan yang ditawarin. Dia nggak punya pengalaman medis, apalagi ngurusin orang lumpuh. Tapi Philippe ngotot pilih dia, karena Driss nggak memperlakukan dia kayak orang kasihan. Dari sini, hubungan mereka mulai terbentuk, penuh candaan, salah paham, dan momen-momen kocak yang bikin penonton ngakak.

Driss bawa angin segar ke hidup Philippe. Dia nggak cuma bantu Philippe mandi atau makan, tapi juga ajak dia ngelakuin hal-hal gila, kayak ngebut di jalanan pake mobil mewah atau ngerjain orang lewat telepon. Sifat Driss yang spontan dan penuh energi ngasih Philippe semangat hidup yang udah lama hilang.

Di sisi lain, Philippe juga ngaruh ke Driss. Dari Philippe, Driss belajar tentang tanggung jawab, seni, dan dunia yang jauh dari kehidupan keras di lingkungannya. Philippe ngajarin Driss buat lihat hidup dari sudut pandang baru, sambil tetep ngehargain asal-usul Driss. Mereka saling ngisi kekurangan satu sama lain.

Tapi cerita nggak cuma soal tawa. Ada momen-momen emosional yang nunjukin perjuangan masing-masing karakter. Philippe kadang dihantui kesepian dan trauma masa lalu, sementara Driss punya masalah keluarga dan tekanan dari lingkungannya. Film ini jago banget nyeimbangin komedi sama drama tanpa terasa dipaksain.

Lambat laun, hubungan mereka makin erat, kayak saudara. Mereka saling dukung buat ngadepin ketakutan dan tantangan masing-masing. Driss bantu Philippe buka hati buat nyari cinta lagi, sementara Philippe kasih Driss kepercayaan diri buat ningkatin hidupnya. Ini bukan cuma soal bos dan karyawan, tapi soal persahabatan sejati.

The Intouchables nutup ceritanya dengan cara yang manis dan bikin penonton tersenyum. Film ini ngingetin kita bahwa pertemanan yang tulus bisa nyembuhin luka, nggak peduli seberapa beda latar belakang kita. Dengan akting ciamik dari François Cluzet sebagai Philippe dan Omar Sy sebagai Driss, film ini jadi salah satu yang wajib ditonton buat yang suka cerita penuh makna tapi tetep ringan.



Judul : The Intouchables

Tahun Rilis : 2011

Genre : Komedi, Drama

Credit : Gaumont

Sinopsis Dead Snow (2009), Ketika Tentara Nazi Bangkit Jadi Zombi

Synopsea - Dead Snow adalah film horor-komedi Norwegia yang ngegabungin zombi, Nazi, dan salju dalam satu paket chaos yang bikin ngakak sekaligus ngeri. Berlatar di pegunungan Norwegia yang dingin banget, film ini ngikutin petualangan apes sekelompok anak muda yang cuma pengen liburan seru, tapi malah ketemu nightmare berjalan. Ini film buat yang suka darah berceceran tapi tetep pengen ketawa.

Kita mulai sama segerombolan mahasiswa—tujuh orang, tepatnya—yang cabut ke kabin terpencil buat libur Paskah. Rencananya sih simpel: main salju, minum-minum, dan bikin kenangan seru. Ada Martin yang agak penutup, Vegard yang macho, Hanna yang pinter, dan lainnya, semua dengan vibe anak muda yang santai dan rada usil.

Semuanya berjalan asyik sampe malam tiba, dan seorang kakek-kakek pendaki muncul di kabin mereka. Dengan muka serius, dia ceritain kisah seram soal pasukan Nazi yang dulu nerror penduduk lokal di daerah itu. Katanya, Nazi-nazi ini dikutuk jadi zombi dan masih gentayangan di salju. Anak-anak ini cuma nyengir, anggap cerita itu omong kosong, tapi kakek ini keliatan beneran takut.

Keesokan harinya, petualangan mulai berubah jadi horor. Salah satu dari mereka nemuin kotak tua di kabin, isinya koin emas dan barang peninggalan Nazi. Bukannya takut, mereka malah excited, kayak nemu harta karun. Tapi, begitu mereka ngambil emas itu, salju di luar mulai “hidup”. Zombi-zombi Nazi, lengkap dengan seragam dan muka busuk, bangkit dan siap nyerang.

Zombi di film ini bukan sembarang zombi. Mereka cepet, kejam, dan kayaknya masih inget cara ngatur strategi perang. Dipimpin komandan zombi yang bikin merinding, mereka ngejar geng mahasiswa dengan penuh dendam. Adegan-adegan awal serangan penuh kejutan, dari zombi nyelonong dari salju sampe ngedrag orang ke kegelapan. Darah mulai nyiprat, dan teriakan nggak berhenti.

Di tengah kepanikan, geng ini berusaha bertahan. Vegard nyoba jadi pahlawan dengan nyari bantuan pake snowmobile, sementara Martin dan yang lain ngelawan pake alat seadanya—kapak, palu, bahkan senapan tua. Komedinya muncul dari reaksi absurd mereka, kayak candaan garing pas lagi dikejar atau panik berlebihan yang bikin penonton ngakak meski situasinya mengerikan.

Semakin lama, mereka sadar zombi ini ngejar karena emas yang mereka colong. Ide gila muncul: kembalikan emas, mungkin zombi bakal chill. Tapi nggak semudah itu, soalnya zombi Nazi ini jumlahnya banyak dan nggak kenal kompromi. Pertarungan di salju makin brutal, dengan adegan-adegan gore yang bikin penutup mata—pikirkan usus tercecer dan kepala putus.

Klimaks film ini adalah showdown epik di tengah badai salju. Sisa mahasiswa yang masih hidup ngeluarin segala cara buat ngelawan, dari taktik nekat sampe aksi yang bikin tepuk tangan saking gilanya. Ada momen heroik, pengorbanan, dan tentu aja, humor hitam yang jadi ciri khas film ini. Visual salju putih yang berubah merah bikin pemandangan ngeri tapi keren.


Dead Snow
nutup dengan cara yang bikin puas, meski nggak semua orang bakal suka endingnya. Film ini adalah tribut buat horor klasik, dengan sentuhan modern dan zombi Nazi yang bikin unik. Buat yang suka film kayak Evil Dead atau Shaun of the Dead, ini tontonan wajib. Siapin mental buat darah, tawa, dan salju yang nggak bakal keliatan sama lagi!



Judul : Dead Snow

Tahun Rilis : 2009

Genre : Horor, Komedi, Thriller

Credit : Euforia Film

Sinopsis Film The Departed (2006), Ketika Penjahat dan Polisi Bertukar Peran

Synopsea - The Departed (2006) adalah film kriminal yang bikin jantungan, penuh tipu-tipu, dan plot twist yang bikin kepala pusing saking serunya. Disutradarai Martin Scorsese, cerita ini nyorot dua orang yang main petak umpet di dunia mafia dan polisi di Boston.

Ceritanya fokus ke Billy Costigan, polisi muda yang idealis, dan Colin Sullivan, anak buah mafia yang licik abis. Billy, yang diperanin Leonardo DiCaprio, ditugasin nyamar buat nyusup ke geng mafia Boston pimpinan Frank Costello, bos sadis yang diperanin Jack Nicholson. Di sisi lain, Colin, yang diperanin Matt Damon, adalah mata-mata Costello yang udah diselundupin ke polisi biar bisa kasih info rahasia. Dari awal, udah kebayang dong betapa gila permainan kucing-kucingan ini?

Billy masuk ke dunia kriminal dengan taruhan nyawa. Dia harus akting jadi penjahat biar dipercaya geng Costello, sambil sembunyiin fakta bahwa dia polisi. Setiap hari kayak jalan di atas tali, salah sedikit, selesai. Dia cuma bisa lapor ke Kapten Queenan dan Dignam, sersan yang judes tapi loyal. Tapi, hidup di dua dunia bikin Billy stres parah, apalagi Costello mulai curiga ada pengkhianat.

Sementara itu, Colin hidup mewah sebagai polisi yang kariernya melesat. Dia pake jabatannya buat bocorin rencana polisi ke Costello, bikin setiap razia gagal total. Colin pinter banget nutupin jejak, sampe nggak ada yang nyangka dia orang dalam mafia. Tapi, dia juga mulai ngerasa panas, soalnya polisi dan Costello sama-sama tahu ada tikus di barisan masing-masing.

Kisah makin ruwet pas Billy dan Colin, tanpa tahu identitas asli satu sama lain, mulai saling kejar. Billy pengen bongkar siapa mata-mata di polisi, sementara Colin harus nemuin polisi yang nyamar di geng Costello. Mereka kayak main tebak-tebakan di kegelapan. Di tengah ini, ada Madolyn, psikolog polisi yang jadi pacar Colin tapi juga deket sama Billy, bikin drama cinta yang tambah bikin pusing.

Costello, yang udah paranoid, mulai main kasar. Dia nggak cuma berantem sama polisi, tapi juga musuh di dunia bawah tanah. Billy, yang udah di ujung sabun, ngerasa misinya kayak nggak bakal kelar. Apalagi dia tahu Costello punya rahasia gede yang bikin semuanya makin berbahaya. Colin juga mulai goyah, ngerasa hidup sebagai pemeran ganda nggak bakal bisa lama.

Puncaknya adalah chaos total. Pertemuan rahasia, baku tembak, dan pengkhianatan beruntun bikin kamu nggak bisa kedip. Pas Billy dan Colin akhirnya tahu identitas masing-masing, semuanya udah kayak bom yang siap meledak. Tiap karakter punya agenda sendiri, dan kamu bakal bingung mau dukung siapa soalnya nggak ada yang bener-bener “baik”.

Endingnya? Tanpa spoiler, ini adalah bagian yang bikin kamu nganga. Semua rahasia kebongkar dengan cara yang brutal dan cepet, tapi nggak bakal ketebak. Siapa yang menang, siapa yang apes, semua disajiin dengan gaya Scorsese yang bikin merinding. Film ini nunjukin kalau di dunia penuh kecurangan dan kepercayaan adalah barang langka.


Pokoknya, The Departed adalah paket lengkap, aksi, drama, dan ketegangan yang dibalut akting kelas wahid dari DiCaprio, Damon, sama Nicholson. Kalau kamu suka film yang bikin mikir keras sambil jantungan, ini juaranya. Siapin mental dan popcorn, soalnya Boston versi Scorsese ini bakal bikin kamu ketagihan!




Judul : The Departed

Tahun Rilis : 2006

Genre : Aksi, Kriminal

Credit : Warner Bros Pictures 

Sinopsis Warm Bodies (2013), Kisah Cinta Zombie yang Balik Lagi Jadi Manusia

Synopsea - Warm Bodies (2013) adalah film zombie yang jauh dari cuma horor doang. Ini campuran romansa, komedi, dan sedikit drama yang bikin hati ikutan deg-degan. Ceritanya ngikutin R, zombie cowok yang agak beda dari geng mayat hidup lainnya. Dia tinggal di dunia pasca-apokaliptik, santai di bandara yang jadi markas, jalannya pelan, cuma bisa menggeram, dan ya, kadang makan manusia. Tapi, R punya sisi dalam yang suka mikir, kayak, “Hidup gue gini doang, apa sih artinya?”

Suatu hari, pas lagi “berburu” bareng temen-temen zombienya, R ketemu Julie, cewek manusia yang cakep dan berani. Harusnya sih Julie jadi menu makan siang, tapi entah kenapa, R malah jatuh hati. Bukan cuma nggak nyerang, dia malah nyelametin Julie dari serangan zombie lain dan ngajak ngumpet di pesawat tua yang jadi “rumah” pribadinya. Julie awalnya panik ketemu zombie, tapi lama-lama dia ngeh kalau R ini agak… manis.

Di pesawat itu, R mulai nunjukin sisi manusiawinya. Dia muterin lagu-lagu dari walkman, ngomong pelan-pelan dengan kosa kata yang pas-pasan, sampe nyanyi lagu Bob Dylan buat Julie. Dari situ, hubungan mereka yang tadinya canggung mulai jadi hangat, kayak ada getar-getar cinta gitu. R juga ngerasa ada yang berubah di dirinya, jantungan, mimpi, dan perasaan yang kayaknya nggak mungkin buat seorang zombie. Apa iya gara-gara otak manusia yang dia makan bikin dia begini?

Tapi, dunia di luar nggak seindah kisah cinta mereka. Manusia, dipimpin ayah Julie yang mana adalah kolonel tentara super tegas, lagi perang habis-habisan lawan zombie. Di sisi lain, ada “Bonies”, zombie kelaparan yang udah nggak punya sisa kemanusiaan. Bonies ini benci banget sama perubahan yang terjadi sama R dan zombie lain yang mulai “hidup” lagi gara-gara interaksi sama manusia. Mereka jadi ancaman besar buat semua.

Julie akhirnya balik ke koloni manusia, tapi R nggak bisa ngelupain dia. Dengan bantuan M, sahabat zombienya yang juga mulai berubah, R nekat nyusup ke wilayah manusia buat ketemu Julie. Bayangin, zombie nyanyi “Pretty Woman” sambil dikejar tentara, gila, kan? R pengen buktiin kalau dia bukan cuma mayat hidup, tapi punya hati yang beneran nyanyi.

Di koloni manusia, R dan Julie berusaha yakinin semua orang kalau zombie kayak R bisa berubah jadi manusia lagi. Tapi, ayah Julie nggak gampang percaya. Baginya, zombie ya musuh yang harus dimusnahin. Sementara itu, Bonies mulai nyerang koloni, bikin manusia dan zombie “baik” kayak R harus kerja sama. Ini momen epik di mana cinta R dan Julie jadi kunci buat ngebuktiin kalau cinta bisa ngalahin kematian.

Cerita makin seru pas R bener-bener ninggalin sifat zombienya demi nyelametin Julie. Dia rela ngelindungin Julie meski badannya dihujani peluru. Aksi heroik ini bikin semua orang, termasuk ayah Julie, mulai lihat kalau R dan zombie lain punya harapan buat hidup lagi. Perubahan R juga ngaruh ke zombie lain, kayak efek domino yang bikin mereka mulai ngerasa “hidup”.

Akhirnya, manusia dan zombie yang udah berubah mulai damai. Para Bonies yang jahat berhasil dilupain, dan R? Dia makin manusia setiap hari, sampe akhirnya bisa nyanyi bareng Julie tanpa takut dikejar tentara. Kisah mereka nunjukin kalau cinta bisa nyanyi lebih keras dari apokaliptik sekalipun, dan harapan selalu ada, bahkan buat zombie.

Jadi, Warm Bodies ini bukan cuma soal zombie makan otak, tapi tentang hati yang bisa bikin mayat hidup jadi hidup beneran. Film ini ngasih pesan santai, nggak ada yang nggak mungkin, bahkan buat zombie yang lagi kasmaran. Pokoknya, kalau kamu suka film yang bikin ketawa, baper, sekaligus deg-degan, ini wajib ditonton!




Judul : Warm Bodies

Tahun Rilis : 2013

Genre : Romance, Petualangan, Aksi, Horor

Credit : Summit Entertainment

Sinopsis Film I Saw the Devil (2010), Ngeri Sampai Akhir!

Synopsea - Bro, lo pernah nonton I Saw the Devil belum? Film Korea yang rilis tahun 2010 ini bener-bener bikin bulu kuduk berdiri! Disutradarai Kim Jee-woon, thriller psikologis ini nampol banget, dibintangi Lee Byung-hun dan Choi Min-sik yang aktingnya juara. Ceritanya soal balas dendam yang gelap, sadis, dan bikin lo mikir dua kali soal bener atau salah. Yuk, kita bedah sinopsisnya dengan santai!


Awal cerita, kita ketemu Kim Soo-hyun, agen rahasia yang hidupnya lagi adem ayem sama tunangannya, Joo-yeon. Tapi, tiba-tiba hidupnya jungkir balik pas Joo-yeon dibunuh dengan cara super kejam sama psikopat bernama Jang Kyung-chul. Bayangin, Soo-hyun yang tadinya tenang langsung ambruk, hatinya hancur. Dari sini, lo udah bisa ngerasain betapa pedihnya kehilangan yang dia alamin.

Soo-hyun nggak tinggal diam. Dengan skill agen rahasianya, dia buru Kyung-chul kayak singa laper. Tapi, ini bukan balas dendam biasa, bro. Soo-hyun nggak cuma pengen matiin Kyung-chul, dia mau bikin si psikopat ini ngerasain takut dan sakit yang sama. Jadi, setiap ketemu, Soo-hyun ngasih “hadiah” sadis, terus sengaja ngelepasin dia. Gila, kan? Ini kayak permainan kucing-tikus yang nggak ada habisnya.


Nah, Kyung-chul ini bukan pembunuh biasa. Dia psikopat beneran, nggak kenal takut, dan malah kayak menikmati “permainan” ini. Tiap Soo-hyun nyiksa dia, Kyung-chul balas dengan kejahatan yang lebih ngeri. Lo bakal mulai bingung, siapa yang lebih iblis? Soo-hyun yang dikuasai dendam atau Kyung-chul yang emang udah jahat dari sononya? Film ini bikin lo nanya-nanya soal moralitas dan adab.

Adegan-adegan di film ini? Wow, bikin deg-degan! Dari pembunuhan yang bikin ngeri sampe kejar-kejaran yang bikin jantungan, semuanya disajikan dengan visual yang cakep banget. Kim Jee-woon jago bikin lo ngerasa nggak nyaman, tapi tetep pengen lanjut nonton. Apalagi akting Choi Min-sik sebagai Kyung-chul—matanya doang udah bikin lo yakin dia emang psikopat berdarah dingin!


Makin lama, Soo-hyun mulai kehilangan kendali. Balas dendam yang tadinya kayak “pantas” malah bikin dia makin mirip sama monster yang dia kejar. Lo bakal diajak mikir lagi, apa balas dendam beneran bisa nyelesain masalah? Atau cuma bikin lo makin tenggelam di kegelapan? I Saw the Devil nggak ngasih jawaban gampang, dan itu yang bikin ceritanya ngena banget di hati dan pikiran.

Cerita nggak cuma soal Soo-hyun dan Kyung-chul. Ada juga keluarga Joo-yeon yang masih berduka, temen-temen Soo-hyun yang coba ngerem dia, sampe korban-korban lain Kyung-chul yang nggak bersalah. Ini bikin filmnya nggak cuma soal aksi, tapi juga soal emosi dan dampak ke orang-orang di sekitar. Lo bakal ngerasa dunia di film ini kelam banget, bro.


Pas udah nyampe klimaks, permainan balas-balasan ini sampai di titik yang bikin lo nahan napas. Tanpa kasih spoiler, ending-nya itu campuran antara puas, sedih, dan bikin lo mikir keras. Lo bakal ninggalin film ini dengan perasaan campur aduk, mungkin juga sedikit takut sama sisi gelap manusia. Ini bukan film buat lo yang cuma pengen hiburan ringan.

Pokoknya, I Saw the Devil adalah thriller yang nggak cuma seru, tapi juga bikin lo merenung soal keadilan dan kemanusiaan. Kalau lo suka film yang intens, gelap, dan penuh makna, ini wajib banget masuk list. Tapi, siapin mental dulu, ya! ini perjalanan yang bakal bikin lo geleng-geleng kepala!




Judul : I Saw the Devil

Tahun Rilis : 2010

Genre : Thriller, Aksi

Credit : Magnolia Pictures 

Sinopsis Film A Working Man (2025), Film Laga Terbaru Jason Statham

SynopseaA Working Man (2025) adalah film aksi-thriller yang penuh ketegangan, disutradarai oleh David Ayer, sineas terkenal yang dikenal lewat karya-karyanya seperti Training Day dan Fury. Naskah film ini ditulis bersama oleh Sylvester Stallone, diadaptasi dari novel Levon's Trade karya Chuck Dixon, yang menjadi dasar cerita penuh intrik dan aksi. Film ini menampilkan Jason Statham sebagai pemeran utama, Levon Cade, seorang mantan anggota Royal Marines Inggris yang memiliki masa lalu kelam sebagai prajurit elite. Setelah meninggalkan dunia militer, Levon kini berusaha menjalani kehidupan sederhana sebagai pekerja konstruksi di pinggiran kota Chicago, berfokus untuk menjadi ayah yang baik bagi putri kecilnya, Merry, yang menjadi pusat dunian



Levon berjuang untuk mempertahankan hak asuh Merry setelah kematian tragis istrinya, menghadapi tantangan dari kakek Merry, Dr. Jordan Roth, seorang dokter kaya yang meragukan kemampuan Levon sebagai orang tua tunggal. Di tengah kehidupan sehari-harinya yang penuh kerja keras, Levon membentuk ikatan erat dengan bosnya, Joe Garcia, dan keluarganya, yang memperlakukannya seperti bagian dari keluarga mereka sendiri. Namun, kehidupan tenang yang Levon bangun dengan susah payah tiba-tiba runtuh ketika Jenny, putri remaja Joe, diculik oleh jaringan perdagangan manusia yang kejam.

Merasa bertanggung jawab atas keselamatan Jenny dan didorong oleh rasa loyalitas kepada keluarga Garcia, Levon memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia kembali memanggil keterampilan tempur dan naluri bertahan hidupnya dari masa lalu sebagai prajurit. Dengan tekad bulat, Levon menyelami dunia bawah tanah Chicago yang gelap dan berbahaya, menghadapi musuh-musuh tangguh seperti Wolo (diperankan oleh Jason Flemyng), seorang penutur licik dari mafia Rusia, dan Dimi (Maximilian Osinski), pemimpin geng motor yang brutal. Dalam perjalanannya, Levon dibantu oleh teman lamanya, Gunny (David Harbour), seorang veteran perang yang sama-sama paham cara bertahan di situasi ekstrem.




Saat Levon menggali lebih dalam untuk menemukan Jenny, ia mengungkap konspirasi kriminal yang jauh lebih besar dari yang ia duga. Jaringan perdagangan manusia yang ia lawan ternyata memiliki koneksi dengan pejabat pemerintah yang korup, menjadikan misinya semakin berbahaya. Setiap langkah membawanya lebih dekat ke ancaman yang menguji batas kemampuan fisik dan mentalnya. Sementara itu, Levon juga harus menjaga Merry tetap aman dan melindungi kehidupan baru yang ia bangun dengan susah payah, menjadikan perjuangannya tidak hanya tentang menyelamatkan Jenny, tetapi juga tentang mempertahankan identitasnya sebagai ayah dan pekerja keras.

A Working Man menghadirkan aksi khas Jason Statham dengan adegan pertarungan tangan kosong yang intens, baku tembak yang mendebarkan, dan kejar-kejaran mobil yang memacu adrenalin, semua dikoreografikan dengan apik untuk menonjolkan gaya Statham yang ikonik. Film ini juga menawarkan lapisan emosional yang lebih dalam melalui tema keluarga, pengorbanan, dan perjuangan kelas pekerja, menjadikannya lebih dari sekadar film aksi biasa. Selain Statham, Harbour, Flemyng, dan Osinski, film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor pendukung seperti Natalia Tena sebagai polisi yang mulai mencurigai keterlibatan Levon, serta cameo dari Stallone sebagai mentor misterius dari masa lalu Levon.

Dirilis pada 28 Maret 2025 oleh Amazon MGM Studios, A Working Man menerima ulasan yang beragam dari kritikus. Banyak yang memuji penampilan Statham yang karismatik dan koreografi aksi yang memukau, tetapi beberapa mengkritik cerita film ini karena dianggap kurang orisinal dan mengikuti formula film aksi klasik. Meski begitu, film ini berhasil menarik perhatian penggemar Statham dan pecinta genre aksi, menawarkan perpaduan antara ketegangan, drama keluarga, dan aksi tanpa henti yang membuat penonton terpaku di kursi mereka.


Sumber : Amazon MGM Studios